Rabu, 23 Oktober 2013

Bahagia Setelah Kepergian Suami

Lucy Borthwick-Harris, 41 tahun akhirnya bertemu dengan Clive, 50 tahun melalui internet. Suami pertama Lucy, Sacha Borthwick meninggal lantaran mengidap kanker darah. Dikisahkan, Sacha dan Lucy jatuh cinta ketika mereka berusia 19 tahun. Hanya beberapa bulan setelah perkenalan mereka, Sacha didiagnosa mengidap aggresive lymphoma. Penyakit kanker darah yang menyebar dengan cepat. Hal ini sangat mengejutkan, tetapi Sacha berusaha tegar. Karena pemikiran positif ini akhirnya Sacha dapat melawan penyakit yang diidapnya. Sungguh ajaib, setelah 10 tahun mereka menikah, akhirnya mereka dikaruniai seorang putri bernama Olivia. Tapi malang tak dapat dihindari, 6 bulan kemudian kanker yang diidap Sacha kembali menggerogoti tubuhnya. Sacha hanya kuat bertahan hingga 4 tahun. Pada akhir Juli 2007, Tuhan memanggil Sacha.


Dengan langkah gontai, Lucy keluar dari rumah sakit dan merasa Tuhan tidak adil. Olivia sangat terpukul dengan kematian ayahnya. Selama tiga tahun terpuruk, akhirnya Lucy bangkit. Ia memutuskan untuk mencoba situs internet yang menawarkan jasa biro jodoh. Lucy bertemu Clive, seorang pria yang menarik. Ia berusia 9 tahun lebih tua daripada Lucy dan telah bercerai dengan istrinya. Ini adalah pengalaman pertama bagi Lucy untuk berkenalan dengan seorang pria yang belum ia kenal sebelumnya. Keraguan terasa di hati wanita ini, tapi Clive meyakinkannya. Pria beranak 1 ini tak pernah memperlakukan Lucy sebagai seorang janda. Ia selalu mendukung dan menghibur Lucy. Akhirnya mereka menikah pada April 2012 dan Charlie, saudara Sascha sebagai saksi pernikahan mereka. Clive dan Lucy dikaruniai seorang putri bernama Emilia. "Saya sangat bersyukur atas kesempatan kedua ini. Kami tak akan pernah melupakan Sascha dan ia akan tetap menjadi bagian terbesar dalam hidup Olivia," ujar Lucy.

Sekarang hidup Paula Reid-Smart, 38 tahun berubah semenjak menikah dengan Steve, 55 tahun. Paula kehilangan suaminya yang meninggal karena kanker ganas.
Mereka telah dikaruniai 2 orang anak. Kanker tersebut pernah dinyatakan sembuh, tetapi kembali menggerogoti tubuh Gary, suami pertamanya. Bagi Paula, upacara pemakaman Gary seperti mimpi. Ia sering merasa kesepian setelah kematian Gary.

Setelah 10 bulan kematian suami tercintanya, Paula sadar sampai kapan ia akan terus meratapi nasibnya. Wanita paruh baya ini memutuskan untuk bergabung dalam sebuah yayasan tempat berkumpulnya para janda muda. Yayasan ini membuka akses bagi para anggotanya untuk berkenalan dengan lelaki yang juga mempunyai nasib sama. Suatu hari, Paula berkenalan dengan Steve. Seorang pria yang juga ditinggal mati istrinya, Jo, yang mengidap kanker hati. Steve berprofesi sebagai guru dan memiliki seorang putri. Setelah satu bulan berkenalan, benih-benih cinta mereka tumbuh. Akhirnya Paula dan Steve menikah disaksikan 3 anak mereka. "Jika aku bisa membuat Gary kembali aku akan melakukannya. Begitu pula dengan Steve. Tetapi sekarang takdir berkata lain, kami akan memulai membangun mimpi bersama," ujar Paula.

Jude Howcart, 45 tahun kehilangan suaminya yang menjadi korban pesawat hilang. Bill, suaminya ikut hilang bersama pesawat yang digunakan dalam latihan tempur. Jude tidak pernah membayangkan apa yang harus dihadapi. Suaminya itu meninggal ketika ia sedang mengandung bayi kedua mereka. Orang-orang sekitar Jude tidak pernah berhenti memandang Jude sebagai seorang janda. Sampai akhirnya, Jude bertemu dengan Richie melalui percakapan di internet. Mereka bertemu dan lambat laun mereka saling merasakan cinta.

Richie mencintai anak-anak Jude seperti anaknya sendiri. "Aku akan selalu mencintai Bill. Aku masih membicarakan Bill kepada anak-anak. Kami memasang fotonya di rumah. Tetapi semua berubah sekarang, Richie adalah suamiku sekarang. Dan kita memiliki mimpi yang bersama," ucap Jude.
Tuhan itu adil. Ia akan menciptakan pelangi yang indah setelah hujan. Tergantung bagaimana Anda sabar menunggu pelangi itu atau tidak. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar